Somtou.com – Perkembangan teknologi dalam bidang fotografi sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia dalam kehidupan masyarakat. Saat ini fotografi smartphone sangat populer apalagi bila semakin berkembangnya kualitas kamera dengan megapixel yang semakin tinggi yang menghasilkan gambar yang berkualitas.
Saat ini hampir semua orang memiliki smartphone. Tidak heran bila setiap melihat objek baik kegiatan manusia, alam, gambaran kehidupan pribadi atau seni dan budaya dan lainnya didokumentasikan dengan menggunakan smartphone.
Saat ini banyak orang yang bersaing menggunakan smartphone dengan kualitas kamera terbaik. Namun tahukah Anda bagaimana perkembangan teknologi kamera pada smartphone seperti apa. Maka dari itu sebagai pengetahuan, artikel ini akan menjelaskan perkembangan teknologi kamera dalam smartphone yang menghasilkan fotografi berkualitas.
Perkembangan Teknologi Kamera Handphone dan Smartphone
Tahun 1990-an
Pada tahun 1993 Daniel A. Henderson menemukan sistem agar foto dan video dapat dilihat di perangkat wireless seperti handphone. Pada tahun 1997 Phillipe Kahn sengaja mengirim foto anak pertamanya yang baru lahir.
Philllipe membeli kamera digital Casio QV-10 kemudian diotak-atik hingga hasil jepretan kameranya bisa diterima oleh keluarganya dari handphone. Sistem itu disebut dengan MMS (multimedia Message Service). Dengan adanya sistem itu Anda bisa berkirim pesan gambar, video atau suara melalui internet.
Tahun 2000
Pada tahun 2000 Phillipe Kahn mendirikan LightSurf Technologies yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim foto dari kamera dengan melalui email. Sharp bekerja sama dengan Philipe Kahn sehingga mengembangkan handphone yang memiliki kamera.
Saat itu Sharp memproduksi handphone pertama di bawah Perusahaan J-Phone. Handphone pertama yang dibuat adalah J-SH04 yang memiliki kamera 0,11 pixel dan hanya bisa menampung 20 foto saja. Handphone ini dijual di Jepang pada Tahun 2000.
Tahun 2002, Nokia 7650 mengeluarkan handphone yang memiliki kamera VGA atau 640×480 tanpa perekam video. Setelah Nokia 7650 muncul, berbagai handphone Nokia lainnya bermunculan dan terus berkembang. Mulai dari Nokia 3650, Nokia 6600, Nokia 7610 dan terakhir Nokia N series seperti N90, N95, N93 dan lainnya.
Di zaman itu handphone merek Nokia banyak digunakan oleh banyak orang. Apalagi ketika Nokia N series dilengkapi dengan lensa Carl Zeiss yang dianggap bisa menghasilkan foto bagus tanpa perlu diedit.
Tahun 2007, Apple mengeluarkan iPhone generasi pertama, di mana hanya dilengkapi dengan kamera berukuran 2.0 MP tanpa dilengkapi dengan perekam video. Ketika iPhone muncul, fotografi handphone mendapat perhatian khusus bukan hanya sekedar hiasan belaka. Di mana kamera HP yang bisa menghasilkan foto setara dengan kamera DSLR atau pocket.
Tahun 2010 hingga sekarang
Pada tahun 2010, Nokia mengeluarkan series N8 yang memiliki kamera sebesar 12MP dengan lensa Carl Zeiss. Tidak hanya kamera tetapi bisa merekam dengan resolusi HD. Pada tahun 2011 HTC mengeluarkan handphone yang memiliki kamera 3D dengan nama HTC EVO 3D. Namun saat itu orang-orang bingung apa itu 3D dan fungsinya. Sehingga respon pembeli kurang bagus maka teknologi ini tidak diteruskan.
Tahun 2016, Apple muncul dengan iPhone 7 plus, di mana handphone ini memiliki konsep dual kamera. Saat ini banyak handphone seperti Oppo, Xiaomi hingga Vivo yang mengeluarkan dual kamera dengan harga murah. Maka saat itu banyak orang bisa membeli handphone dual kamera dengan harga murah.
Era Smartphone
Saat itu, para vendor mulai fokus pada fitur perangkat lunak yang menawarkan nilai ekstra bagi orang yang tertarik dengan fotografi. Salah satunya dengan panorama, seiring berkembangnya zaman para pengembang merilis aplikasi kamera yang bisa diedit untuk meningkatkan hasil fotonya.
Lihat juga : Teknologi Nirkabel (Wireless): Pengertian, Jenis-jenis & Kelebihannya
Bagaimana Kinerja Kamera dalam Menghasilkan Gambar?
Setiap kamera dari berbagai merek handphone, memiliki tiga bagian dasar pada kamera, yaitu lensa, sensor dan perangkat lunak.
Lensa
Sebelum cahaya masuk ke sensor gambar, cahaya melewati lensa dahulu. Di mana harus melewati lubang kecil yang ada di badan ponsel. Ukuran lubang kecil itu disebut aperture yang memiliki tugas untuk menentukan seberapa banyak cahaya yang masuk ke sensor kamera.
Semakin besar apertune maka semakin baik sebab kamera memiliki cahaya yang banyak untuk digunakan. Setelah cahaya masuk ke modul kamera, lensa bertugas mengumpulkan cahaya dan mengarahkannya ke sensor.
Sifat cahaya yang memiliki panjang gelombang cahaya berbeda dibiaskan atau dibengkokkan ketika sudut melewati lensa. Sebab itulah mengapa pada smartphone banyak elemen atau lensa plastik. Salah satu fungsi dari lensa yang telah diabstaksikan adalah fokus.
Meskipun handphone bisa mengontrol fokus kamera secara manual namun sebagian besar mengontrol melalui perangkat lunak menggunakan sensor, perangkat lunak tambahan atau kombinasi keduanya. Fokus otomatis berbasis perangkat lunak menggunakan data dari sensor gambar untuk menentukan apakah menyesuaikan lensa dan gambar dalam fokus untuk menyeimbanginya.
Sensor
Sensor adalah wafer tipis silikon yang bertugas hanya mengubah foton atau cahaya menjadi sinyal listrik atau elektron. Jika tidak ada foton yang mencapai tempat foto maka sensor mendaftarkan piksel sebagai hitam. Namun banyak foton mencapai tempat foto maka piksel tersebut berwarna putih.
Overlay di atas setiap photosite adalah filter warna yang hanya memungkinkan cahaya merah, biru, hijau yang melewatinya. Hal itulah yang menghasilkan gambar dengan berbagai kecerahan yang diubah menjadi gambar.
Perangkat lunak
Setelah sensor gambar sudah melakukan tugasnya dan mengubah cahaya yang diubah menjadi sinyal listrik. Kemudian ISP mengubah angka 1 dan 0 menjadi gambar yang layak. Pada dasarnya data yang dikirim ke ISP adalah hitam putih.
Namun karena tugas ISP merupakan mengembalikan data warna berdasarkan susunan matriks filter warna. Kemudian demosaicing, di mana ISP dimodifikasi warna piksel berdasarkan warna tetangganya. Setelah melakukan demosaicing, ISP menerapkan denoising dan sharpening. Namun setiap OEM memiliki algoritma dan saluran sendiri untuk menghasilkan gambar akhir.
Tips Agar Hasil Jepretan Smartphone Semakin Estetik
Pilih objek yang menarik
Pastinya Anda pernah melakukan jepretan di smartphone namun hasilnya kurang memuaskan, bisa jadi karena objek yang difoto kurang tepat. Anda harus peka terhadap suatu objek apakah bagus atau tidak. Tidak hanya dari segi visual namun dilihat apakah yang dijepret menghasilkan cerita atau makna.
Sesuaikan pencahayaan
Salah satu hal penting dalam mengambil foto adalah sesuaikan pencahayaan. Anda bisa mengaturnya secara manual maupun otomatis di smartphone Anda. Pastikan objek yang akan dijepret tidak blur. Hal itulah menjadi langkah dasar agar foto yang dihasilkan jernih.
Tips seperti ini jarang dilakukan oleh banyak orang ketika jepret foto sebab kebanyakan mengedit dibandingkan mengatur pencahayaan saat memotret.
Pintar memilih angle gambar
Pemilihan angle berpengaruh pada hasil gambar. Maka Anda harus kreatif dalam pemilihan angle, setiap angle yang berbeda memberikan cerita yang berbeda juga pada hasil foto. Saat ini yang masih menjadi tren dalam pengambilan gambar adalah perspective photography.
Dengan teknik ini memungkinkan menghasilkan gambar yang unik. Misalnya ketika wisatawan yang bersandar pada gedung yang tinggi. Hasilnya lebih keren.
Modus HDR (High Dynamic Range)
Gunakan modus high dynamic range ada di dalam smartphone. Modus HDR digunakan ketika Anda mencoba mengambil gambar pada are yang gelap dan terang dalam satu bingkai. Dengan adanya modus ini membantu menyeimbangkan keluarnya pencahayaan digambar.
Quick launch
Ketika Anda ingin memotret namun objek yang akan dipotret belum siap lumayan ribet. Ditambah dengan adanya kunci smartphone secara otomatis. Namun saat ini beberapa smartphone menyediakan beberapa cara mengatasi kelemahan tersebut sehingga Anda bisa mengambil gambar saat diperlukan dengan segera.
Tombol kamera
Gunakan tombol khusus kamera atau tombol volume pada smartphone untuk mengambil gambar dengan modus landscape. Dengan menekan tombol khusus membuat Anda mengambil gambar secara stabil dibandingkan Anda menyentuh tombol pada layar. Bila smartphone Anda tidak memiliki tombol khusus Anda bisa periksa setting untuk melihat apakah Anda bisa memanfaatkan tombol volume atau tidak.
Gunakan tripod saat memotret
Gunakan tripod saat Anda memotret dengan smartphone. Tujuan menggunakan tripod agar gambar yang diinginkan terwujud dengan posisi yang benar. Bagi Anda yang sering mengalami kesulitan bila mengambil gambar statis. Anda bisa mendapatkan tripod di berbagai toko online dengan berbagai harga.
Menerapkan komposisi Rule Of Third
Menggunakan komposisi rule of third adalah konsep di mana pemotret menempatkan objek foto di garis grid yang saling bersinggungan. Dengan komposisi ini membantu mengarahkan pandangan orang lain ke arah objek yang ingin Anda fokuskan. Dengan begitu penikmat karya Anda mudah memahami makna dari hasil foto.
Optimalkan setiap mode exposure
Setiap jenis smartphone memiliki kelebihan yang dibekali dengan berbagai mode exposure untuk setiap kebutuhan. Dari memotret benda cepat, potrait, hingga memotret malam hari. Dengan banyaknya exposure dari setiap smartphone sangat membantu Anda lebih mudah memotret secara optimal.
Menambah lensa
Saat ini banyak lensa tambahan yang bisa digunakan pada smartphone. Dengan menggunakan tambahan lensa membuat memaksimalkan Anda untuk mendapatkan gambar yang lebih detail, variatif dan jernih. Anda bisa menemukan lensa tambahan di berbagai toko handphone atau toko online.
Rekomendasi Beberapa Smartphone dengan Kualitas Kamera Bagus
- Huawei Mate 50 Pro : RAM 8 GB, memori internal 256 GB & 512 GB, layar 6.74 inci
- Honor Magic4 Ultimate : RAM 12 GB, memori internal 512 GB, kamera 50 MP, layar LPTO OLED 6.81 inci
- Google Pixel 7 Pro : RAM 12 GB, memori internal 128 GB, 256 GB &512 GB, kamera 50 MP dan layar LPTO AMOLED 6.7 inci
- Apple iPhone 14 Pro : RAM 6GB, memori internal 128 GB, 256 GB, 512 GB & 1 TB, kamera 48 MP, layar LTPO Super Retina XDR OLED 6.1 inci
- Apple iPhone 14 Pro Max : RAM 6 GB, memori internal 128 GB, 256 GB, 512 GB & 1 TB, kamera 48 MP, layar LTPO Super Retina XDR OLED 6.7 inci
- Huawei P50 Pro : RAM 8 GB, memori internal 256 GB, kamera 50 MP, layar OLED 6.6 inci.
- Samsung Galaxy S22 Ultra 5G : RAM 8 GB, 12 GB, memori internal 128 GB, 256 GB & 512 GB, kamera 108 MP, layar Dynamic AMOLED 2X 6.8 inci
Itulah beberapa rekomendasi smartphone dari Somtou.com yang bisa Anda gunakan untuk menghasilkan gambar dengan kualitas terbaik. Namun dengan smartphone yang ada juga bisa menghasilkan gambar terbaik asalkan Anda bisa mengatur angle dan pencahayaan saat memotret objek.